Senin, 28 Desember 2009

coba kedua

Keutamaan Berjabat Tangan Ketika Bertemu

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“[1]
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan berjabat tangan ketika bertemu, dan ini merupakan perkara yang dianjurkan berdasarkan kesepakatan para ulama[2], bahkan ini merupakan sunnah yang muakkad (sangat ditekankan)[3].
Faidah-Faidah Penting yang Terkandung Dalam Hadits:
1. Arti mushaafahah (berjabat tangan) dalam hadits ini adalah berjabat tangan dengan satu tangan, yaitu tangan kanan, dari kedua belah pihak[4]. Cara berjabat tangan seperti ini diterangkan dalam banyak hadits yang shahih, dan inilah arti “berjabat tangan” secara bahasa[5]. Adapun melakukan jabat tangan dengan dua tangan adalah cara yang menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam[6].
2. Berjabat tangan juga disunnahkan ketika berpisah, berdasarkan sebuah hadits yang dikuatkan oleh syaikh al-Albani[7]. Maka pendapat yang mengatakan bahwa berjabat tangan ketika berpisah tidak disyariatkan adalah pendapat yang tidak memiliki dalil/argumentasi. Meskipun jelas anjurannya tidak sekuat anjuran berjabat tangan ketika bertemu[8].
3. Berjabat tangan adalah ibadah yang disyari’atkan ketika bertemu dan berpisah, maka melakukannya di selain kedua waktu tersebut, misalnya setelah shalat lima waktu, adalah menyelisihi ajaran Nabi, bahkan sebagian ulama menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah[9]. Di antara para ulama yang melarang perbuatan tersebut adalah al-’Izz bin ‘Abdussalam, Ibnu Hajar al-Haitami asy-Syafi’i, Quthbuddin bin ‘Ala-uddin al-Makki al-Hanafi, al-Laknawi dan lain-lain[10].
4. Adapun berjabat tangan setelah shalat bagi dua orang yang baru bertemu pada waktu itu (setelah shalat lima waktu, pen), maka ini dianjurkan, karena niat keduanya adalah berjabat tangan karena bertemu dan bukan karena shalat[11].
5. Mencium tangan seorang guru/ustadz ketika bertemu dengannya adalah diperbolehkan, berdasarkan beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan beberapa orang sahabat radhiyallahu ‘anhum. Akan tetapi kebolehan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
(a) Tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, karena para sahabat radhiyallahu ‘anhum sendiri tidak sering melakukannya kepada Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi jika hal itu dilakukan untuk tujuan mencari berkah dengan mencium tangan sang guru.
(b) Perbuatan itu tidak menjadikan sang guru menjadi sombong dan merasa dirinya besar di hadapan orang lain, seperti yang sering terjadi saat ini.
(c) Jangan sampai hal itu menjadikan kita meninggalkan sunnah yang lebih utama dan lebih dianjurkan ketika bertemu, yaitu berjabat tangan, sebagaimana keterangan di atas[12].
6. Berjabat Tangan Yang Dianjurkan Islam

Bab ini memuat tiga hadits, yaitu:

Pertama, dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, yang mempunyai beberapa sanad, di antaranya: Dari Quza'ah, ia berkata: "Ibnu Umar Radhiyallahu anhu mengutusku untuk suatu keperluan. Lalu ia berkata: 'Kemarilah, aku akan mengucapkan selamat jalan kepadamu, sebagaimana ucapan selamat tinggal Nabi Shallallahu Alaihi wa Salam kepadaku ketika beliau mengutusku untuk suatu keperluan. Kemudian ia mengucapkan:
"Aku menitipkan agamamu, amanatmu untuk segala akhir perbuatanmu kepada Allah". Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud (n0. 2600) Imam Hakim (2/97), Imam Ahmad (juz 2/25, 38 dan 136), dan Imam Ibnu Asakir (14/290/2 dan 15/469/1) diperoleh dari Abdulaziz bin Umar bin Abdulaziz yang mendengarnya dari Quza'ah. Perawi-perawinya tergologn tsiqoh (konsisten terhadap ajaran Islam, cerdas dan kuat ingatannya) tetapi ada yang diperselisihkan yaitu Abdulaziz.

Sebagian Ulama meriwayatkannya dengan sanad seperti itu, tapi sebagian lain ada pula yang memasukkan satu orang perawi antara Abdulaziz dan Quza'ah. Orang yang dimasukkan tersebut adalah Ismail bin Jari, namun sementara ulama juga ada yang menyebutkannya Yahya bin Ismail bin Jarir. Sedang Al-Hafizh Ibnu Asakir menyebutkan beberapa riwayat yang berbeda-beda. Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam kitabnya Al-Taqrib mengatakan: Yang benar adalah "Yahya bin Ismail".

Saya (Al-albani) berpendapat: bahwa hadits itu adalah dha'if, tetapi kemudian menjadi kuat oleh karena adanya sanad-sanad lain. Di dalam riwayat Ibnu Asakir terdapat matan sebagai berikut: "Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam mengucapkan selamat tinggal kepadaku, lalu ia menjabat tangan saja. Setelah itu ia mengucapkan: (Ia menyebutkan kalimat seperti hadits di atas).

Diriwayatkan dari Salim, bahwa Ibnu Umar selalu mengucapkan kepada orang yang hendak bepergian: 'Izinkan aku mengucapkan selamat jalan kepadamu, sebagaimana Nabi Shallallahu Alaihi wa Salam mengucapkannya kepadaku, lalu ia berucap: (seperti kalimat pada hadits yang pertama)." Hadits ini dtahrij oleh Imam Tirmidzi (2/255, cet. bulaq), Imam ahmad (2/7), dan Abdul Ghany Al-Maqdisy di juz 63 (41/1) dari Sa'id bin Khutsaimin dari Handzallah yang dikutip dari Salim. Imam tirmidzi berkomentar: "Hadits ini statusnya hasan shahih gharib (ada diantara ketida status tersebut), yang dimaksud adalah yang diriwayatkan oleh Salim."

Saya (Al-Albani) berpendapat: "hadits ini sesuai dengan syarat Muslim, hanya saja sanad yang dari Sa'id masih dipertentangkan. Oleh karena itu Imam Hakim meriwayatkannya (1/442 dan 2/97) dari Ishak bin Sulaiman dan Walid bin Muslim yang dikutip dari Handzalah bin Abu Sufyan diperoleh dari Al-Qasim bin Muhammad yang mengisahkan: "Saya berada di samping Ibnu Umar. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata: "Saya hendak pergi." Lalu Ibnu Umar berkata:Tunggulah, aku akan mengucapkan selamat jalan kepadar£íu: (Kemudian Al-Qasim bin Muhammad menyebutkan kalimat seperti hadits pertama)."

Imam Hakim berkomentar; "Hadits ini statusnya shahih menurut syarat Bukhari-MusIim." Penilaiannya ini disetujui oieh Adz-Dzahabi.

Kemungkinan Imam Tirmidzi menganggap gharib (Hadits yang periwayatannya terdapat perawi yang menyendiri, baik di dalam keberadaan, sifat maupun keadaannya) hadits yang diriwayatkan melalui jalur Salim ini tsiqah. karena dua orang perawi tsiqah, yaitu lshak bin Sulaiman dan AI-Walid bin Musiim, yang berbeda dengan lbnu Khutsaim, sebab lbnu Khutsaim meriwayatkannya dan Handzalah dan Salim, sedangkan kedua perawi tsiqah tersebut mengatakan dari Handzalah yang diperoieh dari AI-Qasim bin Muhammad, dari Salim. Dan inilah yang nampaknya lebih shahih.

Abu Ya'la mentakhrij hadits ini di dalam musnad-nya(2/270), dari jalur AI-Walid bin Muslim saja.

Dari Mujahid, yang menceritakan: "Saya dan seorang laki-laki pergi ke Irak. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan Abdullah lbnu Umar. Tatkala akan berpisah ia berkata: "Aku tidak mempunyai sesuatu yang akan aku nasihatkan kepada kalian. Tetapi aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Jika ia (musafir) menitipkan sesuatu kepada Allah, maka mudah- mudahan Allah berkenan menjaganya. Dan saya menitipkan agama, amanat dan akibat perbuatan kalian kepada Allah s-wt. "
7.
8. platinum
9. October 01, 2005, 07:32
10. Hadits dengan riwayat ini disampaikan oieh lbnu Hibban di dalam kitab Shahihnya (2376), dengan sanad yang shahih.

Dari Nafi¡ Radiyallahu 'anhu dikutip dari Mujahid yang menuturkan: "Apabila Rasulullah saw meninggalkan seseorang, maka beliau meraih tangannya. Dan beliau tidak akan melepaskan genggamannya kecuali orang itu sendiri yang melepaskannya, dan beliau berkata: (Kemudian perawi menyebutkan ucapan selamat tinggal seperti hadits yang pertama). "

Hadits ini diriwayatkan oieh Imam Tirmidzi (2/255, cet. Bulaq), yang menilainya gharib.

Saya berpendapat, bahwa yang dimaksudkan oieh penilaian Imam Tirmidzi itu adalah dha 'if dari segi jalur (sanad) ini. Hal itu bisa demikian karena hadits itu diriwayatkan oieh lbrahim bin Abdurrahman bin Zaid bin Umayyah dari Nafi¡Ç. Padahal lbrahim ini tidak dikenal (majhul).

Tetapi lbrahim tidak meriwayatkan hadits ini seorang diri. namun ada perawi lain yang juga meriwavatkannya yaitu Ibnu Majah (2/943 nomor 2826), yang diperoleh dari Ibnu Abi Laila dari Nafi¡Ç. Akan tetapi Ibnu Abi Laila adalah orang yang kurang baik hafalannya. Nama sebenarnya, Muhammad bin Abdurrahman. la tidak menyebutkan cerita tentang berjabat tangan.

Hadits kedua dari Abdullah AI-Khathami yang menceritakan: "Adalah Rasulidlah saw jika hendak meninggalkan tentaranya, bersabda: (kemudian rawi menyebutkan kalimat yang diucapkan oleh Nabi saw seperti pada hadits pertama). "

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Sina di dalam "Amalul-Yaum Wal-Lailah" (nomor: 498) dengan sanad yang shahih menurut Muslim.

Hadits ketiga, dari Abu Hurairah yang memberitakan: "Rasulullah saw jika meninggalkan seseorang beliau bersabda: (sebagaimana kalimat pada hadits pertama). "

Hadits dengan sanad ini diriwayatkan oieh Imam Ahmad (2/358); dari lbnu Luhai'ah yang mengutip dari AI-Hasan bin Tsauban dari Musa Ibnu Wirdan yang diperolehnya dari Abu Hurairah.

Saya berpendapat, bahwa seluruh perawinya adalah tsiqah. Hanya lbnu Luhai'ah agak buruk hafaiannya. Matan yang dipakainya pun berbeda dengan yang dipakai oieh AI-Laits bin Sa'ad dan Sa'id bin Abi Ayyup yang diperolehnya dari Hasan bin Tsauban yang menuturkan: "Aku akan menitipkanmu kepada Allah yang tidak pemah menyia-nyiakan barang titipan-Nya, "

Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ini lebih shahih dan sanadnya jayyid (shahih). Hadits ini juga diriwayatkan oieh Imam Ahmad (403/1)

Saya juga melihat bahwa lbnu Luhai'ah meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang sama pada riwayat yang ditakhrij oieh lbnu Sina (nomor: 501) dan lbnu Majah (2/943, nomor: 2825). Sedang saya sendiri merasa yakin kesalahannya ada pada redaksi yang pertama.

Faedah-faedah Hadits

Dari hadits yang shahih ini dapat diambil beberapa faedah:

l. Disyariatkannya ucapan selamat tinggal dengan kalimat yang telah berlaku, yaitu :¡ÉASTAU DI¡ÇULLAHA DIINAKA WA AMAANATAKA WAKHAWAATIIMA ¡ÆAMALIKA¡É (artinya: Aku menitipkan agamamu, amanatmu, dan segala akhir perbuatanmu kepada Allah)

atau (yang artinya: "Aku akan menitipkanmu kepada Allah yang tidak pemah menyia-nyiakan barang titipan-Nya. ")

2. Bersalaman dengan satu tangan. Hal ini disebutkan pada banyak hadits. Dan jika ditinjau dari segi etimologi, maka kata al-mushafahah artinya: al-akhdzu bil-yadi memegang tangan atau menggenggamnya. Di dalam Lisanul Arab disebutkan: Kata al-mushafahah berarti menggenggam tangan. Begitu juga dengan kata at-tashajuh, Ar-rajul yushafihur-rajul, artinya seseorang menempelkan telapak tangannya pada telapak tangan orang lain dan keduanya saling menempelkan telapak tangan mereka serta saling berhadapan. Arti yang sama dipakai pada hadits mushafahah (ketika bertemu). Kata itu merupakan tindakan menempelkan telapak tangan seseorang dengan telapak tangan orang lain dengan berhadap-hadapan.

Menurut saya ada beberapa hadits yang senada dengan arti tersebut, seperti hadits marfu¡Ç yang diriwayatkan oieh Hudzaifah:

"Jika seorang mukmin bertemu dengan orang mukmin lainnya, lalu mengacapkan salam dan berjabatan tangan, maka semua kesalahan kedua orang itu akan rontok, seperti daun-daun yang berguguran, "

Sementara itu AI-Mundziri (3/270) berkomentar: "Imam Thabrani meriwayatkan hadits ini di dalam ¡ÈAll-Ausath'' dan sepengetahuan saya, perawi-perawinya tidak ada yang terkena jarh (cacat).

Saya berpendapat, hadits ini mempunyai beberapa syahid (hadits penguat) yang dapat meningkatkan statusnya menjadi shahih. Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Anas di dalam kitabnya Al-Mukhtarah (nomor: 240/1-2). AI-Mundziri menaikkannya kepada Imam Ahmad dan Imam lainnya.

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa yang disunnahkan di dalam berjabat tangan adalah dengan satu tangan. Apa yang dilakukan oleh beberapa Syaikh, yakni berjabatan tangan dengan dua tangan adalah menyelisihi sunnah. Hal ini perlu kita ketahui secara detail.

3. Berjabatan tangan juga diajarkan ketika akan berpisah. Hal ini diperkuat oleh sabda Nabi saw:

"Merupakan kesempurnaan penghormatan adalah berjabatan tangan. "

Hadits ini dilihat dari segi sanadnya, bagus sekali. Sebenarnya saya bermaksud menampilkan judul tersendiri tentang pernbahasan ini dengan disertai penjelasan mengenai sanad-sanadnya. Akan tetapi setelah saya teliti, temyata sanadnya dha'if dan tidak patut dibuat hujjah. Oleh karena itu, saya hanya menyebutkannya di dalam As-Silsilasul-Ukhra (Rangkaian Hadits yang Lain) (1288).

Adapun mengenai pengambilan dalil pembuktian kebenarannya tentang disyaratkannyasalam ketika berpisah adalah sabda Nabi saw: "Jika salah seorang di antara kalian memasaki masjid, maka ucapkanlah salam. Dan jika ia keluar, maka juga ucapkanlah salam. Salam yang pertama tidaklah lebih utama dari salam yang kedua. "

Hadit ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi dan lainnya dengan sanad hasan. Melihat hadits ini maka pendapat sebagian ulama' yang mengatakan bahwa berjabatan tangan ketika berpisah adalah bid'ah, sama sekali tidak mempunyai dalil. Memang, orang yang berpendapat tentang adanya hadits-hadits yang mengenai jabat tangan ketika bertemu adalah lebih banyak dan lebih kuat daripada ketika berpisah, tetapi orang yang tajam pemahamannya akan menyimpulkan bahwa intensitas disyari'atkannya berjabatan tangan ketika bertemu dengan ketika berpisah tidak sama. Misalnya berjabatan yang pertama adalah sunnah, sedangkan yang kedua adalah anjuran {mustahabbah}. Sedang bila jabatan tangan yang kedua dikatakan bid'ah, sama sekali tidak mempunyai dasar.

Adapun berjabatan tangan selepas shalat adalah bid'ah. Hal ini tidak diregukan lagi, kecuali antra dua orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya, maka dalam kondisi itu berjabatan tangan memang disunnahkan. *)

(Dikutip dari: "Silsilah Hadits Shahih" karya Al-Muhadits Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Pustaka Mantiq, Buku I th 1995, hal 38 - 44)

percobaan

dicoba dulu setelah kosong dan sulit masuk

Minggu, 20 September 2009

Pepisahan

telah sampai waktu perpisahan dengan bulan tercinta,
waktunya untuk bertanya apa yang telah kita dapat,
waktunya bertanya apa yang akan kita lakukan,
waktunya bertanya apa yang telah berubah,
zaman semakin tegas bertanya dipihak manakah kalian'
ketika hanya ada dua kubu Hizbullah dan Hizbusyaiton'
akan tampak keberanian dan akan tampak pula kepengecutan,
kemana kaki akan melangkah,
kemana hati akan tertambat,
kemana jiwa akan terlepas,
wahai saudaraku telah datang waktu untuk menentukan pilihan dipihak manakah kamu?
Adapun Hizbullah engkau telah tahu jalannya,
sedangkan Hizbusyaiton, engkau tidak perlu repot-repot mencarinya karena dia yang akan mencarimu,
Jangan sesekali engkau mengatakan menyerah jika engkau masih mau mencoba!

Sabtu, 29 Agustus 2009

kasih sayang

kita semua hidup di dunia pasti ada yang menyayangi walaupun hanya satu orang. kita tidak boleh membencinya karena orang itu mungkin satu-satunya yang perduli kepada kita.

Kamis, 27 Agustus 2009

selamat datang ramadhan

tak terasa ramadhan telah tiba, saya akui sungguh menyedihkan ketika ramadhan datang jika tidak ada perubahan sedikitpun pada jiwa kita.
Ramadhan bulan penuh barokah, penuh kebahagiaan dan penuh keceriaan. saya harap kita semua merasakan hal itu.
saya ingin mengawali coretan ini dengan sebuah hadits Rasulullah Sholallohu alaihi wa sallam yang sudah masyhur yaitu: sesungguhnya setiap amalan memiliki niat dan bagi seseorang apa yang ia niatkan.
Ramadhan datang; apa yang telah kita niatkan untuk mengisi hari-harinya?berapa uang yang telah kita siapkan untuk menyambutnya?berapa waktu yang kita luangkan untuk mengisi hari-harinya?
Ramadhan datang;berawal dari sebuah niat kita akan memulai kegiatan di bulan ramadhan;berawal dari sebuah niat kita tetapkan target kita;berawal dari sebuah niat kita akan menjadi The Winner or The Looser.
Ramadhan datang;Tetapkan niat dan juallah jiwamu kepada ketaatan kepada Allah;Tetapkan Niat keluarkan seluruh kekuatanmu;Tetapkan Niat kita maju dan pantang mundur.
Ramadhan datang;berlarilah dan jangan berhenti;
Ramadhan datang;tanamkan seluruh harapan di hatimu;Tancapkan seluruh keyakinan dalam dadamu;buanglah seluruh keraguan di jiwamu.
Ramadhan datang;jangan berhenti berusaha dan jangan berusaha berhenti!

Rabu, 08 Juli 2009

renungan

tidak terasa umur kian bertambah, ketika kecil ingin rasanya menjadi besar tapi ketika besar terasa ingin kembali menjadi anak kecil.
sungguh aneh ketika melihat anak kecil mereka bagaikan permata akan tetapi betapa menyakitkan ketika melihat mereka tumbuh besar berubah menjadi api.
terkadang kubertanya salah siapa?
lalu kulihat orang tua mereka baru kutahu jawabannya.
kebanyakan "orang tua" hanyalah orang yang menjadi tua.
mungkin ini sebabnya aku memilih perkejaan ini.
kepada semua yang membaca tulisan ini baik yang sudah menikah maupun yang berencana menikah ketahuilah kita tidak boleh tinggal diam. kita harus bergerak.
seorang wali murid pernah berkata:
"dulu jumlah orang yang merusak dengan yang memperbaiki 1:1 akan tetapi sekarang yang merusak dengan yang memperbaiki 100:1"
bagaiman pendapatmu?

Jumat, 29 Mei 2009

persembahan

Berikan yang terbaik!

kita adalah manusia biasa bukan Nabi yang selalu mendapat petunjuk ketika "kebingungan"juga bukan malaikat yang "sendika dhawuh" tanpa pembangkangan. dan yang pasti kita bukanlah syetan yang tidak kenal kebaikan dan hanya mengenal berbuat dosa.
kita adalah manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. kita tidak bisa selalu lurus seperti Nabi juga selalu patuh seperti malaikat, juga tidak mengenal taat seperti syetan.
kita adalah manusia dan harus menjalani kehidupan manusia. tapi sayang kebanyakan dari kita tidak mau memaksimalkan diri sehingga selalu puas dengan apa yang diraih oleh tangan kita.
kita harus berubah!!!
ingatlah langit tidak dibuat tinggi hanya untuk dilihat!
ingatlah tanpa perbuatan cita-cita hanyalah angan-angan!
ingatlah tanpa usaha nama hanyalah tempat sampah!
......................................................................................

Informasi kegiatan

Sekilas Info

Penerimaan Guru & Karyawan Baru SDIT Ar-Risalah
April 2009
Yayasan Ar-Risalah membuka lowongan Guru & Karyawan SDIT Ar-Risalah. Adapun Tenaga Guru yang dibutuhkan adalah Guru Tahfidz, Matematika, Bahasa Indonesia, Ipa dan IPS sedangkan karyawan adalah tenaga Administrasi.

Sabtu, 2 Mei 2009
Yayasan Ar-Risalah mengadakan tes tertulis sebagai seleksi bagi calon Guru & Karyawan baru SDIT Ar-Risalah di kampus II SDIT Ar-Risalah . Dari 135 pendaftar hanya 65 yang lulus seleksi administrasi sehingga berhak mengikuti tes tertulis.

Sabtu, 9 Mei 2009
Yayasan Ar-Risalah mengadakan tes wawancara & Microteaching bagi calon Guru & Karyawan baru SDIT Ar-Risalah. Dari 65 pendaftar hanya 26 yang lulus seleksi tes tertulis sehingga berhak mengikuti tes wawancara dan Microteaching serta tes computer bagi karyawan.

Jum’at 15 Mei 2009
Yayasan Ar-Risalah mengumumkan nama-nama calon Guru & karyawan baru yang diterima. Dari seluruh pendaftar yang diterima adalah 11 orang yang terdiri dari 5 ustadz & 6 ustadzah.


Kelas 6 SDIT
Senin, 27 April 2009
Murid kelas 6 SDIT Ar-Risalah mengikuti Ujian Pra Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional(UASBN) sebagai rangkaian dari ujian yang akan mereka ikuti sebagai syarat kelulusan SD. Ujian ini berlangsung selam tiga hari hingga hari Rabu, 29 April 2009. Adapun mata pelajaran(Mapel) yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Ipa dan Matematika.

Senin, 11 Mei 2009
Murid kelas 6 SDIT Ar-Risalah mengikuti Ujian UASBN. Nilai dari UASBN ini akan menjadi penentu lulus tidaknya mereka. Ujian ini berlangsung tiga hari hingga Rabu, 13 Mei 2009.

Kamis, 14 Mei 2009
Murid kelas 6 SDIT Ar-Risalah mengikuti Ujian Akhir Sekolah(UAS) yang diselenggarakan Mulai hari Kamis 14 Mei 2009 hingga Sabtu 16 Mei 2009. Adapun Mapel yang diujikan adalah Mapel di luar UASBN.

Senin, 18 Mei 2009 – Sabtu, 28 Mei 2009
Murid kelas 6 SDIT Ar-Risalah mengikuti Praktik UAS. Kita berharap Allah SWT membarokahi usaha mereka dan menjadikan mereka anak-anak yang sholih dan sholihah serta berguna dienul Islam.

Rihlah
Selasa, 12 Mei 2009
Kelas 2A mengadakan rihlah ke waduk Gajah Mungkur didampingi Ust. Syahid sebagai wali kelas serta 3 ustadz lainnya sebagai pendamping.Rihlah ini begitu menarik karena anak-anak berangkat serta pulang naik kereta api Solo-Wonogiri dari Stasiun Purwosari.

Senin, 05 Januari 2009

Guru profesional

Saat sedang mengajar guru tidak hanya dihadapkan pada tantangan untuk menampilkan pembelajaran yang kreatif namun juga tantangan untuk mengendalikan perilaku siswa. Perilaku yang harus dikendalikan adalah perilaku yang membuat gaduh, mencari perhatian dan membuat si pelaku dan seluruh kelas menjadi tidak berkonsentrasi saat menerima pembelajaran.Guru juga menjadi mudah emosi dan tidak konsentrasi saat mengajar.
Dibawah ini adalah resep yang menurut saya patut dicoba untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung pembelajaran.
1.Episode anda diruang kelas mulai pada saat anda memasuki atau siswa masuk ke kelas anda. Untuk itu tunjukkan paras muka yang optimis dan siap mengajar. Senyum adalah bahasa tubuh yang paling baik.
2.Gunakan suara ‘didalam ruangan’ saat mengajar, tidak terlalu pelan dan tidak berteriak. Apabila anda bersuara pelan maka siswa secara alami akan ribut dan membuat kegaduhan. Bila anda berteriak maka anda harus berpikir ulang merubah mata pelajaran yang anda ajarkan sekarang untuk menjadi guru physical education atau guru olah raga.
3.Aturlah tempat duduk dikelas anda dengan duduk berkelompok, anda menjadi punya celah untuk ke sudut kelas sekalipun dengan mudah untuk mengontrol siswa.
4.Lakukan control terhadap siswa tetapi juga memotivasi siswa agar siswa menjadi mandiri.
5.Jangan membawa suasana hati anda dari rumah, anda jadi lebih mudah emosi. Bila sebagai guru anda sudah emosi maka suasana kelas menjadi patuh yang ‘semu’.
6.Buatlah peraturan kelas . 5 buah minimum dan 10 buah maksimum
7.Konsisten saat menerapkan dan menjatuhkan konsekuensi.
8.Buat diri anda menjadi role model dari peraturan tersebut.
9.Setiap memutuskan sesuatu di kelas selalulah memberikan alas an untuk setiap keputusan.
10.Ciptakan suasana kelas dua arah, siswa boleh bicara asal menunjuk tangan (jadikan hal tersebut sebagai salah satu peraturan dikelas rendah)
11.Ciptakan suasana saling menghargai, minta siswa mendengarkan anda saat sedang berbicara, serta minta seluruh kelas menghargai apabila ada temannya yang berbicara atau memberikan ide.
12.Minta kelas untuk mentaati semboyan ‘hanya ada satu orang yang berbicara’
13.Apabila ada siswa yang membuat gaduh bersikap lah tegas tapi ramah saat bersamaan doronglah siswa untuk merubah sikap negatip,
14.Berikan juga penguatan dan motivasi positip, berkonsentrasi lah pada perilaku postif siswa bukan pada perilaku negatip siswa.
15.Carilah artikel mengenai perilaku siswa dan tingkatkan terus kecerdasan emosi anda.
16.Rencenakan lah pembelajaran anda dengan baik, gunakan perencanaan mingguan.
17.Kenali siswa anda dan lakukan komnikasi yang baik dengan mereka.
18.Perlakukan siswa sebagai individu.
Akhirnya sebuah kelas yang baik juga bukan kelas yang sunyi senyap, tapi kelas yang ‘hidup’ yang didalamya guru dan siswa saling menghargai sehingga aktivitas pembelajaran dapat dilakukan dengan baik tanpa gangguan perilaku ataupun kegaduhan
Menjadi guru saat ini membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk berubah.. Di awal tahun ini marilah memperbaharui niat serta strategi dalam bekerja agar selalu bisa menyajikan yang terbaik untuk siswa. Dengan judul yang sama, Pak Doug membahas diblog nya mengenai 7 kebiasaan yang efektif bagi guru. Silahkan melanjutkan dengan versi yang saya buat.
1. Konsistensi
Saya setuju hal ini menjadi yang pertama. Saat berada di dalam kelas, integritas kita selalu menjadi taruhan. Tanpa konsistensi dalam menegakkan peraturan dan apa yang sduah menjadi kesepakatan di kelas, waktu 45 menit saat kita mengajar, akan banyak dihabiskan dengan upaya untuk mendiamkan siswa.
Ketika siswa tidak melihat adanya konsistensi maka mereka tidak hanya akan menunjukkan sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga menunjukkan perilaku yang tidak baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru sedang berada di depan kelas.
Sebenarnya tidaklah sulit untuk melakukan hal ini dikarenakan setiap sekolah biasa nya telah memiliki kebijakan dalam hal ini. Tugas kita sebagai guru hanyalah menegakkan aturan yang telah ada tanpa melibatkan emosi.
Melihat segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang harus terus kita lakukan agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benar-benar pas saat diterapkan pada siswa.
2. Perlakukan siswa sebagai individual.
Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah terjalin dengan baik. Carilah sebanyak-banyak nya informasi mengenai murid anda. Ketika siswa merasa dekat maka sebagai guru kita sudah berhasil menyingkirkan batas pribadi antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan murid. Siswa akan menghormati kita dari hatinya bukan karena keharusan.
Banyak sekolah sudah mulai mempersyaratkan jumlah tertentu untuk siswa bisa berada di dalam satu kelas (misalnya 24 orang). Hal ini menjadikan niatan guru untuk lebih mengenal siswa akan lebih mudah dilakukan. Apabila kelas anda mempunyai jumlah murid yang lebih banyak, anda bisa memulai dengan banyak bercerita mengenai diri anda pribadi, pengalaman serta keluarga anda (tentunya dalam porsi yang bisa diterima oleh usia murid) agar siswa yang ada dikelas merasa mengenal anda sebagai guru dengan baik.
3. Jadikan lingkungan fisik kelas anda sedapat mungkin bernuansa belajar.
Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membuat siswa bisa belajar dan bekerjasama dengan teman nya (peer learning). Aturlah tempat duduk siswa dalam kelompok agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat ketrampilannya dalam pemecahan masalah. Dengan lingkungan yang demikian siswa merasa asyik dan bertambah terus keingin tahuannya dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa juga terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
4. Lakukan lah penilaian terhadap siswa, sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
Saat menilai siswa gunakan lah cara yang berbeda-beda. Carilah informasi sebanyak-banyak nya mengenai hasil kerja siswa (portfolio, melihat pekerjaan siswa saat dalam proses, observasi, tanya jawab).
Siswa selalu merasa ingin tahu mengenai pencapaian yang sudah dilakukan. Dengan menggunakan prinsip menilai siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak untuk melakukan hal yang terbaik saat belajar.
Adapun prinsip yang baik dalam menilai siswa adalah;
•Mempunyai kriteria yang jelas dan diketahui oleh siswa sebelum dan saat tugas dikerjakan termasuk keterampilan apa dan pengetahuan apa yang harus dikuasai siswa di akhir pelajaran.
•Saat menilai siswa, jangan selalu minta siswa menghafal hasil pengetahuan belajarnya, namun gunakan proses penilaian sebagai cara untuk siswa agar bisa belajar dengan lebih baik lagi
•Sertakan selalu kolom refleksi siswa dan evaluasi diri sendiri dalam setiap penilaian tugas.
•Fokuslah pada kualitas hasil pekerjaan atau penampilan siswa serta aspek kekuatan siswa
•Berikan umpan balik kepada siswa dalam setiap kesempatan.
•Jadikanlah kebutuhan siswa, modalitas belajar, gaya belajar siswa sebagai landasan saat menilai dan saat membuat penugasan bagi siswa.
•Perbanyaklah bukti mengenai hasil kerja siswa yang dapat digunakan untuk memperlihatkan proses belajar siswa kepada seluruh elemen sekolah (siswa, orang tua, guru, yayasan dan lain-lain)
•Usahakan untuk menilai hal yang pantas dan berharga untuk diketahui oleh siswa (sebagai contoh; mana yang lebih penting mengetahui tanggal hari lahir koperasi di Indonesia dibanding mengetahui manfaat koperasi bagi kehidupan masyarakat di Indonesia)
5.Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
Banyak sekolah yang sudah mempunyai cara dan istrumen untuk menilai guru baik kinerja maupun cara mengajar guru-gurunya. Bagaimana jika mulai untuk;
•Mendapatkan umpan balik dari siswa (walaupun terkadang siswa bersikap sopan dan tidak terbuka dalam menilai)
•Gunakan perangkat TIK (video camera) untuk melihat diri anda sendiri saat sedang mengajar. (perhatikan juga bahasa tubuh anda saat sedang mengajar) ingat prinsip komunikasi 60% adalah bahasa tubuh anda, 20% nada suara saat anda berbicara dan hanya 10 % isi dari apa yang anda utarakan.
6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal .
Bagi anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, Sampoerna Foundation Teacher Institute melalui TPSN (teacher principal sharing network) adalah wadah yang tepat bagi anda untuk berbagi pengetahuan dengan rekan satu profesi, orang tua serta pemerhati pendidikan.
Anda juga bisa mulai mengefektifkan gugus atau MGMP sebagai komunitas belajar.
Masih ingat film the A-Team, guru dimasa sekarang bisa di ibaratkan sebagai pribadi yang bisa bekerja sama dan punya kemampuan yang unik.
Apabila anda membaca artikel ini sekarang berarti anda sudah mulai mau berbagi dan mencari sumber pengetahuan. Buat lah blog dan mari berpartisipasi demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa
Mulai lah dari kecerdasan majemuk, sebuah teori milik Howard Gardner. Teori ini sangat bermanfaat untuk menyadari betapa semua siswa cerdas. Gunakan strategi belajar kelompok serta strategi lain demi membuka seluruh potensi terbaik siswa

Kiat Merawat Mata Pengguna Komputer

Tahukah Anda, pengguna komputer tidak mengedipkan mata sesering mata normal. Akibatnya, mereka mengalami iritasi: mata menjadi kering, berair, pandangan kabur dan sebagainya. Ikuti cara berikut untuk mengatasi gejala-gejala tersebut:
1.Gunakan obat tetes mata. Namun, sebelumnya ikuti petunjuk yang tertera pada obat tersebut atau konsultasikan dengan dokter mata.
2.Bila Anda duduk di dekat AC atau kipas angin, coba kurangi aliran udara yang melewati mata.
3.Bila memungkinkan, hindari tempat yang mempunyai kelembaban rendah atau banyak asap.
4.Konsentrasikan mata untuk mengedip kapan saja Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan tadi.
5.Ketika mengalami gejala-gejala di atas, putar-putarkan mata di balik mata yang tertutup.
6.Pejamkan mata erat-erat dan pegang dengan telapak tangan. Hitung sampai 10 detik.

Metode menghafal al Qur’an

Ditulis pada Agustus 2, 2007 oleh dkmfahutan
Berikut ini adalah salah satu dari metode bagi anda yang mau menghafal ayat-ayat dalam al Qur’an. Tapi yang perlu diperhatikan sebelumnya bahwa,

Obat terbesar dalam menghafal dan memahami adalah taqwa kepada Allah SWT. “Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajarimu”

Imam Syafi;i berkata, “Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, yang bernama Imam Waki’, lalu guruku berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku kemudian berkata: ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat’”.

Adapun langkah-langkah menghafal al Qur’an, sebagai berikut:

Hendaklah permulaan hafalan al Qur’an dimulai dari surat An Naas lalu al Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat al Qur’an. Cara ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya di dalam shalat baik.
Membagi hafalan menjadi dua bagian. Pertama, hafalan baru. Kedua, membaca al Qur’an ketika shalat.
Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga maghrib untuk hafalan baru.
Mengkhususkan waktu malam, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca al Qur’an di dalam shalat.
Membagi hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar. Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih memfokuskan pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
Hendaklah membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam.
Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka hendaklah diulangi kadar pembagian pengelompokan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahan.
Hendaklah hafalannya persurat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa ayat berdasarkan temannya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua bagian atau lebih. atau dapat juga dikumpulkan surat-surat atau tema-tema yang pendek menjadi satu penggalan. Yang penting pembagian tersebut tidak asal-asalan, bukan berdasarkan berapa halaman atau berapa barisnya.
Tidak dibenarkan dan tidak diperbolehkan sama sekali melewati surat apapun sampai ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya. Dan setelah menghafalnya secara keseluruhan, maka hendaklah diulang-ulang beberapa kali dalam tempo lebih dari satu hari.
Apabila di tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka hendaklah dilakukan pengulangan kembali disiang hari di hari berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, tidak dibenarkan memulai hafalan baru. Kebanyakan hal seperti ini terjadi di awal-awal hari setelah menyelesaikan hafalan baru.
Sangat dianjurkan sekali untuk memperdengarkan surat-surat yang akan digunakan dalam shalat malam kepada orang lain.
Sangat baik mendidik anggota keluarga dengan metode ini. Caranya dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkan kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh berkembang diatas al Qur’an. Dan al Qur’an bisa menjadi teman bagi mereka yang tidak bisa lepas darinya dan tidak kuasa untuk berpisah dengannya. Serta bisa menjadi lentera yang menerangi jalan kehidupan mereka.
Hendaklah memperhatikan cara membacanya. Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga. Bacaan yang tergesa-gesa walaupun dengan alasan ingin menguatkan hafalan baru adalah bentuk pelalaian terhadap tujuan membaca al Qur’an (untuk memperoleh ilmu, untuk diamalkan, untuk bermunajat kepada Allah, untuk memperoleh pahala, untuk berobat dengannya).
Tujuan dari menghafal al Qur’an bukanlah untuk menghafal lafadz-lafadznya dalam jumlah yang banyak. tetapi tujuannya adalah mengulang-ulang surat yang telah dihafal dalam shalat dengan niatan, mentadabburi al Qur’an. tetapi apabila mampu menghafal banyak surat sesuai apa yang telah disebutkan diatas, itu lebih utama dari pada sedikit menghafal. Yang terpenting adalah menerapkan kaidah diatas. Apabila menurutmu waktu sangat sempit maka ambillah kadar yang sedikit namun terus diulang-ulang.